Jumat, 18 Juni 2010

balada buah simalakama

hai guys. kali ini tulisan gue agak beda. kita ngomongin hal yang serius kali ini. oke langsung aja kita mulai.

kalian masih pada inget ga? dulu waktu kita kecil, mama kita sering bacain dongeng malin kundang. sebuah dongeng legendaris yang berkisah tentang seorang anak lelaki yang durhaka terhadap mamanya karena seorang wanita yang sangat dicintainya. jadi si malin ini, ga mau mengakui mamanya di depan istrinya. dan kemudian mamanya malin mengeluarkan sebuah kutukan yang membuat si malin menjadi batu.

dulu, biasanya abis bacain dongeng ini buat kita, terutama yang cowo, mama bakalan bilang gini, "kamu ntar kalau udah punya istri, bakalan gituin mama ga?", dan kita, yang cowo, biasanya langsung jawab "ga kok ma, aku ga bakalan durhaka sama mama cuman gara-gara istri aku nanti", terus, mama ngejawab "yang bener? ntar kalau istri kamu yang jahatin mama gimana?", kita pasti bakalan menjawab, "nanti aku bakalan cari istri yang sayang sama mama, kalau dia ga sayang sama mama, aku bakalan marahin dia".

oke, itulah pembicaraan antara seorang mama dan seorang anak lelaki yang masih polos dan lugu. pikiran anak-anak memang belum luas. mereka belum mengenal dunia. jadi wajar aja mereka bisa berbicara seperti itu.

tetapi, seiring berjalannya waktu, seorang anak pasti bakalan mengenal yang namanya dunia. ketika dia jatuh cinta untuk pertama kali misalnya. dia pasti bakalan lebih banyak menghabiskan waktu dengan pacarnya, ketimbang dengan mamanya. mungkin kalau dirinya-yang-masih-kecil melihat kejadian tersebut, dirinya-yang-masih-kecil itu bakalan shock berat!

gimana ga shock, waktu kecil, kita ga punya pikiran sedikit pun untuk jauh-jauh dari mama, apalagi menjauhi mama. tapi begitu udah gede, udah punya pacar, udah punya kerjaan, kita pun secara tidak langsung mulai menjauhi mama secara perlahan-lahan.

mungkin, kalau kita pikir ini hal wajar dan merupakan bagian dari siklus hidup. tapi, kalau diri-kita-yang-masih-kecil melihat hal ini, dia bakalan ga terima. diri-kita-yang-masih-kecil dengan mudahnya mengucapkan sumpah untuk ga menjauhi mama, yang akhirnya membuat diri-kita-yang-udah-gede merasa bersalah terhadap sumpah yang pernah diucapkan itu.

memang ga mungkin juga kalau kita selalu terus sama mama. waktu terus berjalan. kita tumbuh dewasa, dan mama akan semakin renta. sudah saatnya kita bertukar tempat dengan mama. namun, benar kata orang, kasih sayang seorang ibu ga bakalan bisa di balas. kita yang udah dewasa ga bakalan bisa menyayangi mama seperti mama menyayangi kita dulu.

oke, kita masih bisa mencurahkan kasih sayang ke mama. tapi itu ga maksimal. karena, seiring bertambahnya umur, maka tanggung jawab kita semakin bertambah. kita ga bisa hanya memikirkan mama. kita punya kehidupan sendiri, pekerjaan, dan istri. tentunya dalam mengatur prioritas terhadap beberapa hal tersebut akan sangat sulit.

sesulit memakan buah simalakama.

mau tidak mau kita harus memilih. karena hidup ini adalah pilihan. kita ga bisa milih semuanya. kita hanya bisa memilih satu hal saja. dan kalau sudah memilih sesuatu, jangan pernah untuk memikirkannya lagi. jangan pernah berandai-andai kita memilih pilihan lain. dan tentu saja, jangan pernah menyesal.

kasih sayang mama memang ga ada lawan. kita sebagai anak, ga bakalan bisa ngebalasnya. mungkin suatu saat nanti, kita bakalan merasakan diperlakukan seperti ini dengan anak kita. inilah siklus hidup manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar